Sabtu, 06 Agustus 2011

HAKEKAT ULANG TAHUN



Saat seseorang menyatakan “ulang tahun” tentang kelahirannya, yang sering kita lihat dengan pesta pora, sebenarnya saat itu berkuranglah 1 tahun jatah umur yang telah ditetapkan oleh Alloh SWT terhadap makhluknya yang berasal dari setetes nutfah namun suka membangkang dan menentang perintah-Nya. Sadar atau tidak, mau atau tidak mau bahkan suka atau tidak, sesungguhnya kita akan binasa atau hancur dan kembali kepada Alloh SWT, karena “Sesunggunya setiap segala sesuatu pasti akan hancur (binasa), QS Al-Qhasash 88,

Bukankah kita sering mengharap dengan harapan yang berlebihan dan bertindak/beraktivitas hingga sering melupakan kewajiban utama manusia yaitu ibadah, tapi sibuk dan paranoid tentang kedudukan, status, jabatan, dan kehormatan di dunia yang belum pasti, sedangkan kita lupa sesuatu yang pasti yaitu mati. Pada dasarnya menikmati dunia, bersenang-senang itu dalam Islam sah-sah dan boleh-boleh saja, asalkan tidak berlebih-lebihan, tidak ada unsur pemaksaan, tidak ada unsur mubazir, tidak melampaui batas atau bahkan menjurus kemaksiatan dan dosa naudzubillah.
Alloh SWT mengingatkan kepada manusia “Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS.
Al-‘Arof: 31)

“Ulang tahun” adalah waktu untuk muhasabah/intropeksi diri bagi seseorang mengenai segala amal yang telah diperbuat selama ini, apakah amal perbuatan tersebut sudah sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh Alloh SWT ataukah malah sebaliknya? Rasulullah SAW yang sangat sayang umatnya mengingatkan dalam sebuah hadit yaitu

Dari Syaddan bin Aus ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Orang yang cerdas itu adalah yang menghitung dirinya di dunia sebelum dihitung di hari kiamat. Dan yang bekerja untuk masa sesudah kematiannya. Dan orang yang lemah itu adalah yang mengikuti hawa nafsunya tapi berharap kepada Allah .
juga Diriwayatkan bahwa Umar ra berkata, Hitung-hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung di hari kiamat.

Sedangkan ulama juga selalu mengingatkan diantaranya adalah Maimun bin Mahran juga berkata, Tidaklah seorang hamba Allah itu bertaqwa, kecuali dia menghitung-hitung dirinya sebagaimana dia menghitung rekannya, darimana makannya dan pakaiannya.

namun sering hari dimana “umur dikurangi” bukan dipakai untuk bermuhasabah terhadap apa yang telah diperbuat namun malah justru digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan sampai meninggalkan sholat dan maksiat naudzubillah….
marilah sebelum nafas terhenti, muhasabah mulai dini, insyaallah damai dunia dan ukhrawi.
Wallahu ‘alam bishshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar