Rabu, 25 Juni 2014

Liebster Award

Assalamu’alaykum microblogger semuaaaaa! 
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan cobaan yang telah diberikan silih berganti. Nah, opening dulu yaaa... mau berbagi kabar sama temen-temen semua bahwa pada saat ini, saya telah berada di penghujung semester dua. Gak terasa ya, betapa cepatnya waktu menderu. Muehehehe.

Nah, tujuan dari postingan kali ini lumayan simpel sih. Jadi ceritanya... My Micro Blog dikasi award sama bang Kutu... itu loh, abang-abang yang punya blog kata-kutuku.net. Award kali ini bernama “Liebster Award”. Rules award nya gini nih... Kalo kamu terpilih untuk dapat award ini, maka kamu harus jawab 11 pertanyaan yang diberikan oleh pemberi award. Jangan lupa sertakan backlink sang pemberi award yaaa. Habis itu, kamu juga berkewajiban memberikan award ini ke 11 orang lainnya dan disertakan dengan 11 pertanyaan yang kamu bikin. Ntar 11 orang penerima award dari kamu juga harus menjawab pertanyaan darimu. Gimana? Simpel, kan? 

Oke deh, kita mulai aja ya. Kali ini saya akan coba menjawab 11 pertanyaan dari bang Kutu. 
Here it goes.... 

1. Deskripsikan “Kutu” dalam satu kalimat! 
ABANG-able 

 2. Lebih suka masa lalu apa masa sekarang? 
Masa depan *eh 

3. Hal yang paling kalian rindukan dari masa kecil? 
Selalu bisa ketawa lepas serasa ga punya beban hidup. Rindu diajak ke warung kopi sama Bapak. Rindu berkubang di parit sambil nangkap ikan. Rindu manjatin pohon mangga, jambu, manggis, kelapa. Rindu nangkapin belut di sawah. Rindu ngerjain mamang pentol sama mamang es krim. (tiap mamang nya lewat, pasti bilang gini: “maaaangg... gil jaaak”. Atau manggilin mamang yang lewat dari atas pohon. Ntar pas mamangnya nyari-nyari siapa yang manggil, baru deh ketawa-tawa di atas pohon). Rindu juga main petasan tiap abis taraweh sama temen-temen. Rindu dikasi angpao kalo lebaran. Rindu main guli (kelereng), layangan, tabak, kasti dan lain lain. Rindu makan tebu yang baru dipanen. Rindu sama temen-temen masa kecil yang udah pada hijrah ke kota laiiiiinnnn T_T 

4. Masih ingat nggak email pertama yang kalian buat? sebutin dong 
Masih sih. Email pertama yang aku buat waktu itu... isinya kosong, cuma buat ngelampirin file lomba cerpen aja :p 

5. Ceritain dong hal memalukan yang pernah kalian lakukan? 
Apa yaaaaa... hmmmm.... nyerah deh... udah lupaaa 

6. Pernah nyontek dikelas? Pernah ketauan? 
Waktu itu khilaf... pernah nyontek sekali... tapi alhamdulillah gak ketahuan dan akhirnya tobat :D 

7. Apa mimpi yang sedang kalian kejar? 
Bisa bermanfaat bagi orang banyak, trus cepet-cepet jadi dokter. Kalo udah jadi dokter, pengen jadi relawan medis di Palestina. Aamiin ^^ 

8. Apa itu pernikahan menurut sudut pandang kalian? 
Pernikahan? Ibadah dan komitmen! 

9. Kriteria isteri / suami idaman? (kayaknya ni pertanyaan mainstream, tapi gpp dah) 
Soleh aja. Insya Allah cukup. 

10. Kesan untuk kutu? 
Abang ini hekel yang baik banget, sumpah :D 

11. Pesan untuk kutu? 
Jangan suka galau bang... Terus ikhtiar. Kalo emang udah waktunya, jodohnya pasti datang kok, bang :D 


Well, ini dia 11 orang yang merugi beruntung buat dapat award dari saya: 
1. Kak Yani “kepik” 
2. Bang Yahya “mamon” 
3. Bang Basith 
4. Bang dwi “bloggerborneo” 
5. Kak Noffa Rinandha
6. Bang Feri “kutu” (cieee dapat award balik :p)
7. Kak picha 
8. Kak deput 
9. Kak Vania Padilah 
10. Bang Ahmad Firdaus “madz” 
11. Dek Emelia Ariska 

Jadi, pertanyaan dari saya: 
1. Bagi kamu, apa arti “hidup”? 
2. Kamu itu tipe orang yang gimana? Koleris, sanguinis, plegmatis atau melankolis? 
3. Udah pernah donor darah belum? Ceritain pengalamannya dooong ^^
4. Cita-cita kamu apa? 
5. Pandangan kamu terhadap profesi “dokter”? 
6. Pernah punya pengalaman yang buruk dan/atau berkesan sama dokter gak? 
7. Buku favorit kamu apa? 
8. Udah boleh milih buat pilpres 2014 belum? 
9. Udah punya pilihan diantara kandidat presiden 2014? 
10. Bagi kamu, politik itu apa sih? 
11. Presiden ideal menurut kamu yang gimana?
Read More..

Minggu, 20 April 2014

Terlarut. Kadang

Dan selarut ini, kau masih disitu juga. Menyeruput kopi hitam yang kaca-kaca cangkir pun sudah tak mampu lagi membuatnya terjaga hangat. Uap panas yang rajin mengepul telah lama hilang seiring dengan berkurangnya suhu. Suspensi diskontinu dalam cangkirmu dengan cepat terdispersi, terpisah antara satu dengan lainnya.
Akan seperti itukah kau meninggalkanku?

Dan selarut ini, kau masih disitu juga. Menyeruput kopi hitam yang kuseduh sedari pagi tadi. Pekat hitamnya menyamai gelap malam. Kental endapannya terpantul jelas dari iris matamu.
Apakah pahitnya akan sama dengan hidupmu?

Dan selarut ini, aku masih disini. Menuangkan pertanyaan-pertanyaan berjawaban entah ke dalam cangkir kopi-mu.
Masihkah kau marah padaku?

Pontianak, 20 April 2014
Read More..

Rabu, 12 Februari 2014

Campaign for International Hijab Day – Feb 14, 2014

source: http://muslimahheart.files.wordpress.com/2013/07/2013-03-07-05-57-11.png
“Ngapain mesti repot2 berhijab? Hijab hanya akan membatasi ruang gerakmu, Dar.”

“Kamu mau naik roller coaster pake rok, Dar? Yang bener?” 

“Kenapa harus pake jilbab panjang gitu? Ga modis...” 

“Kakak naik gunung pake jilbab, gak kepanasan kak? Pake rok lagi?” 

Well, ini adalah beberapa kalimat-kalimat kontra yang pernah dilayangkan pada saya. Simpel, karena saya berhijab. Teman-teman dan adik-adik yang masih awam seringkali berpikiran bahwa hijab hanya akan menambah repot saja, tidak simpel, tidak modis, dsb. Memang pada kenyataannya hijab itu tidak simpel. Kamu akan perlu waktu beberapa menit lebih lama untuk memasang kerudung, berpeniti disana-sini, jepit sana-sini. Tapi itu sama saja dengan waktu yang akan kamu habiskan untuk berbandana disana-sini, kuncir rambut sana-sini. Berhijab memang tidak simpel, tapi saya adalah orang yang percaya pada kalimat “Where there is a will, there is a way”. Hijab memang tidak simpel, tapi kamu akan selalu punya strategi bagaimana membuatnya menjadi “tidak terlalu ribet”. 

Hijab itu kewajiban, dan hijab adalah identitas. Pernah suatu hari di Hongkong kami bertemu dengan warga negara sana yang berjilbab. Usianya tak muda lagi, mungkin sudah kepala 5 atau 6. Senang rasanya menemukan sesama minoritas di negeri kapitalis tersebut. Ibu itu tersenyum pada kami, mengucapkan salam dan kemudian mendekat pada Yuris. Kemudian ia dengan fasihnya mengajak Yuris berbicara. Saya tak tahu bahasa apa yang digunakannya, entah Mandarin, Khek, ataupun bahasa lain. Pelajaran Bahasa Mandarin selama 3 tahun yang saya dapatkan di SMP rasanya tak ada guna di Hongkong. Kami yang sama-sama tak mengerti apa yang dibicarakan Ibu itu pun hanya bisa tersenyum sambil nyengir. Tak bisa merespon. Salah satu dari kami pun mencoba menjelaskan bahwa kami tak mengerti apa yang dikatakan ibu itu. “I’m sorry ma’am... But, could you speak English?” Dan alhamdulillah, seperti mengerti akan kondisi kami, ibu itu tersenyum dan dengan semangat mengambil ancang-ancang untuk menjawab. Sayangnya, lagi-lagi ia menjawab dengan bahasa entah Mandarin ataupun Khek, kami tak tahu. 

Dengan semangatnya yang besar tatkala menyampaikan cerita pada kami (walaupun kami tak tahu apa artinya), saya menduga bahwa ibu itu menceritakan tentang bagaimana senangnya ia bertemu sesama Muslimah di negeri tersebut. Kebahagiaan itu tampak dari binar matanya, tampak dari indahnya raut wajah dan senyum yang digoreskannya. Saya tahu betapa suuuusssaaaahhhnya menemukan sesama “hijaber” di daerah minoritas Muslim seperti itu. Bahkan saat kami makan di restoran Muslim di China, para pegawainya memang berkerudung, tapi kerudungnya tidak menutupi telinga. Entah apa maksudnya, tapi keterbatasan waktu membuat saya tak sempat bertanya apa alasannya. 

Kembali kepada ibu itu lagi. Ia tersenyum pada kami, mengucap salam dan bercerita dengan segenap keindahan binar matanya, padahal kami baru pertama kali bertemu. Padahal kami kenal pun tidak. Simpel, semuanya karena hijab. Inilah yang saya sebut dengan ukhuwah Islamiyah. 

Memang, hijab tidak selamanya “tidak ribet”. Karena menurut pengalaman beberapa teman saya, urusan di keimigrasian beberapa negara akan dipersulit jika kamu berhijab ataupun memiliki nama-nama berbau Islam, seperti Abdul, Muhammad, dll. Dan sekali lagi saya ingatkan, “Where there is a will, there is a way”. Memang, pada saat naik gunung rok kamu bisa saja tersangkut di tumbuhan berduri, dan sekali lagi saya ingatkan, “Where there is a will, there is a way”. Saat naik roller coaster menggunakan rok... Alhamdulillah aman-aman saja kok, dan sekali lagi, “Where there is a will, there is a way” :) 

“...Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya...” Q.S. An-Nur: 31 

Jadi Muslimah Tangguh - #YukBerhijab 

Salam cinta dari khatulistiwa, 
Saudarimu, 

Dara Agusti Maulidya
Read More..