Zoo ! |
postingan ini pasti udah dibaca sama yang rajin baca mading di sekolah, hehe. here it is :)
Berada di empat negara yang berbeda dalam waktu dua minggu merupakan hal yang luar biasa bagi saya. Bertemu teman-teman baru, mendapat ilmu baru, mempelajari budaya setempat, hingga beradaptasi dengan suhu ekstrem adalah pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan.
-Dara Agusti Maulidya-
Semua itu bermula ketika saya terpilih menjadi delegasi Kalimantan Barat dalam program Telkomsel School Community International Homestay 2011. Bersama 42 teman lain dari seluruh penjuru Indonesia, kami memulai petualangan kami dengan mengikuti seleksi di masing-masing Kantor Cabang Telkomsel. Setelah terpilih, kami diberangkatkan menuju Jakarta pada tanggal 16 Desember 2011 untuk mengikuti karantina di Hotel Pullman, Jakbar.
Perjalanan ke Singapura kami tempuh menggunakan pesawat Singapore Airlines pada tanggal 18 Desember 2011. Setelah menikmati perjalanan selama 1,5 jam, akhirnya kami tiba di Changi Airport, bandar udara Singapura. Kami masih harus menyelesaikan beberapa urusan keimigrasian di bandara ini sebelum menuju tempat istirahat kami, Costa Sands Resort yang berada di daerah Pasir Ris.
Keesokan harinya kami melakukan kunjungan ke Coleman College Singapore, tempat dimana kami akan menuntut ilmu selama di Singapura. Pada hari pertama, kami mengikuti replacement test untuk mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan kami dan menentukan kelas mana yang akan kami masuki. Setelah selesai mengikuti tes masuk, kami melaksanakan Sholat Dzuhur di masjid yang terletak di belakang sekolah kami.
Jika di Indonesia sering terjadi kemacetan lalu lintas, beda halnya dengan Singapura. Transportasi utama negara Singa ini hanya menggunakan SMRT atau Singapore Mass Rapid Transit, sebuah sistem angkutan cepat yang membentuk tulang punggung dari sistem kereta api di Singapura dan membentang ke seluruh negara kota ini. Bagian pertama dari MRT ini, antara Stasiun Yio Chu Kaang dan Stasiun Toa Payoh, dibuka tahun 1987 dan menjadi sistem angkutan cepat tertua kedua di Asia Tenggara, setelah sistem LRT Manila.
Eki ketiduran di MRT~ |
Bukan hanya sistem transportasi Singapura yang berhasil membuat saya betah berada di sana. Budaya mengantri masyarakat Singapura, kebersihan, kedisiplinan, serta etos kerja mereka yang tinggi juga menjadi pendorong kekaguman saya pada negara yang memiliki luas tak lebih dari 710 km² ini. Tak pernah sekalipun saya melihat orang yang memotong antrian dan membuang sampah sembarangan. Tempat sampah yang terletak di tempat-tempat umum dibuat sedemikian menarik agar masyarakat membuang sampah pada tempatnya.
kunjungan ..
BalasHapussalam sukses selalu ..:)
salam gan ...
BalasHapusmenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !